Tanjungpinang-Guna memperkuat aqidah ummat Islam yang berada di daerah terpencil, Dewan Dakwah Kepri menempatkan da’i di tujuh kabupaten/kota se Kepri. Selain itu, secara periodik pengurus Dewan Dakwah juga turun ke masjid-masjid sebagai pendakwah memberikan ceramah agama.
“Saat ini Dewan Dakwah sudah menempatkan empat orang dai di dua kabupaten/kota yang ada di Kepri,” ujar Ketua Pengurus Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (biasa disebut Dewan Dakwah) Provinsi Kepulauan Riau, Dr Suryadi, MH yang didampingi Sekretaris Marsudi, S.Sos, M.Si, Selasa (14/12), di Tanjungpinang.
Menurut ustadz Suryadi, empat orang dai tersebut, dua orang ditempatkan di Batam dan dua orang lagi di Kabupaten Kepulauan Anambas. “Kami sedang mengajukan tambahan dai sebanyak 41 orang kepada Dewan Dakwah pusat,” timpal Marsudi.
Marsudi menambahkan, penempatan para dai tersebut merupakan program kerja Dewan Dakwah pusat yang seiring dengan program kerja Dewan Dakwah Kepri. “Mereka (para dai, Red) merupakan lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Muhammad Natsir Jakarta,” demikian Marsudi.
Sebelum mendapatkan ijazah, sambungnya, lulusan tersebut diwajibkan mengabdi satu tahun untuk ditempatkan di pelbagai daerah di tanah air. “Jadi mereka tidak hanya sekedar lulus kuliah, tapi juga mempraktekkan ilmu yang didapat di kampus dengan cara pengabdian di beberapa daerah,” ujar Marsudi yang juga dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) tersebut.
Menurut Suryadi, ustadz yang cukup punya nama di bumi “Segantang Lada” itu, di Kepri masih banyak daerah yang minim pendakwah Islam. Apalagi, provinsi ini dikenal sebagai wilayah dengan banyak pulau sehingga masyarakatnya hidup terpencar. “Tidak sedikit masjid atau mushola yang tidak punya pendakwah,” katanya.
Tidak hanya mengharapkan pendakwah dari pusat, sambung Suryadi, pihaknya juga sudah menempatkan puluhan pendakwah atau dai di berbagai daerah terpencil di Kepri. “Penyebaran dai ini merupakan salah satu program utama dari Dewan Dakwah. Jadi kita bergerak di sektor keagamaan yakni ikut membantu masyarakat, terutama yang berada di daerah terpencil, memberikan dai-dai atau penceramah agama,” ujar doktor ilmu hukum ini.
Menjawab pertanyaan, Marsudi mengatakan, kendala yang dialami pihaknya dalam mendistribusikan dai adalah minimnya sarana angkutan laut. “Saat ini saja ada dua orang dai kami yang masih tertahan di Tanjungpinang tidak bisa berangkat lantaran kapal ke Anambas di cancel dengan alasan cuaca buruk,” ujar komisioner KPU Kepri 2013-2018 itu.
Dia berharap pihak Pemprov Kepri dapat memperhatikan soal transportasi laut ini dan mencarikan solusinya sehingga arus mobilitas masyarakat antar pulau tidak terganggu.(kol)